Minggu, 03 November 2019

Arisan ke 5

Arisan keluarga perantauan sehati pada tanggal 17 November 2019 merupa kan pertemuan kedua untuk periode kedua. Tuan rumah adalah Jamaluddin di kelurahan Sukabumi - kota Bandar Lampung.

Susunan acara arisan keluarga yaitu :
Pembukaan
Sambutan- sambutan
Muhidoh khasanah / santapan rohani
Do'a
Kocok Arisan
Ramah Tamah (makan siang)
Penutup

Muhidoh khasanah tentang kalimat tahlil

Tahlil (Arab: التهليل at-Tahliil) yaitu bacaan kalimat tauhid, adalah kalimat لا إله إلا الله, Tiada tuhan selain Alloh). Kalimat tahlil ini bagian dari kalimat syahadat, yang sejatinya asas dari lima rukun Islam, juga inti dan seluruh landasan pada ajaran Islam. Kalimat ini termasuk zikir dan menurut syariat Islam mempunyai nilai terbesar dan paling Utama

إِنَّ أَفْضَلَ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَأَفْضَلَ الذِّكْرِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ.

Sesungguhnya doa yang terbaik adalah membaca: Alhamdulillaah. Sedang dzikir yang terbaik adalah: Laa Ilaaha Illallaah.” [HR. At-Tirmidzi 5/462, Ibnu Majah 2/1249, Al-Hakim 1/503.

Makna Laa Ilaaha Illallah

Secara bahasa bisa kita uraikan secara ringkas sebagai berikut :

Laa adalah nafiyah lil jins (Menafikan jenis secara nash) yaitu Laa yang meniadakan jenis kata benda yang datang setelahnya, misalnya : Laa rajula fil bait (tidak ada seorang lelaki pun di dalam rumah). Rajula adalah kata benda untuk jenis laki-laki, dalam contoh di atas kata rajula ini terletak setelah laa nafiyah lil jins maka maknanya adalah “tidak ada seorang pun dari jenis laki-laki berada di dalam rumah”.

Ilah adalah mashdar (kata dasar) yang bermakna maf’ul (obyek) yakni bermakna ma`luhartinya ma’bud (yang diibadahi)

Illa (kecuali). Pengecualian disini adalah mengeluarkan kata yang terletak setelah illa dari hukum kata yang dinafikan oleh laa. Artinya bahwa hanya lafadzjalalah “Allah” yang diperkecualikan dari seluruh jenis ilah yang telah dinafikan oleh kata laa.

Lafadz jalalah “Allah” adalah nama yang khusus untuk Allah saja, adapun seluruh nama-nama dan sifat-sifat Allah yang lainnya kembali kepada lafadz jalalah tersebut. Karena itulah tidak ada satupun dari makhluk-Nya yang dinamakan Allah.

Terjemahan kalimat Laa ilaha illallah adalah tidak maujud (tidak ada) tuhan yang yang disembah dengan sebenarnya (maqbud bilhaq) melainkan Allah. Ini tentu duluan nafi dari itsbat. Artinya seseorang ketika membaca kalimat tauhid tersebut menafika
n dulu ma’bud bilhaq selain Allah, kemudian baru mengitsbatkan Allah sebagai ma’bud bilhaq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar